Jumat (6/5). Kedutaan Israel di Kairo dikepung ribuan demonstran yang menuntut pemerintah Mesir mengakhiri hubungan dengan pemerintahan Zionis.
Pada saat yang sama, ratusan pengunjuk rasa juga berdemo bundaran bersejarah Tahrir, di ibukota setelah menunaikan shalat Jumat. Mereka meluapkan kegeraman terhadap Israel dengan membakar bendera rezim Zionis seraya menuntut pembebasan Palestina dan pengusiran Duta Besar Israel dari Mesir.
Para pengunjuk rasa menuntut agar pemerintah Mesir memutuskan seluruh kerjasama dan hubungannya dengan Israel serta segera menghentikan ekspor gas ke Tel Aviv.
Gelombang baru demonstrasi ini merupakan lanjutan dari rangkaian aksi unjuk rasa massif yang memaksa rezim Hosni Mubarak mengakhiri kekuasaannya di Mesir setelah lebih dari tiga dekade.
Saat ini Mubarak menghadapi tuduhan korupsi dan menggunakan kekerasan terhadap demonstran.
Jaksa Agung Mesir mengatakan bahwa mantan presiden itu terancam vonis mati jika ia terbukti bersalah atas pembunuhan para demonstran.
Sementara itu, para pengunjuk rasa juga mengancam akan melanjutkan demo jika pemerintah tidak segera bertindak memutuskan hubungannya dengan rezim Israel.
Di era kekuasaan rezim Mubarak yang didukung AS, Mesir selalu melayani kepentingan Israel dengan membantu Tel Aviv membangun tembok baja di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza.
Para demonstran menuntut para pejabat militer yang saat ini mengambil alih kekuasaan Mesir, meninggalkan Israel sendiri dan mencabut blokade atas jalur Gaza.
Berbagai partai Mesir menilai blokade atas Gaza sebagai bentuk pelayanan terhadap kepentingan Israel dan Amerika Serikat, serta ancaman terhadap stabilitas regional dan independensi negara.
Tidak hanya itu para demonstran juga menuntut sikap tegas pemerintah terhadap para eks pejabat rezim terguling Mubarak khususnya mantan presiden dan keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar