BENGHAZI – Serangan militer North Atlantic Treaty Organization (NATO) terhalau oleh pasukan Moammar Khadafi menggunakan warga sebagai tameng perlindungan.
Sebelumnya pihak oposisi menuduh barat melemahkan serangan mereka atas pasukan Khadafi di Misrata.
Pejabat NATO mengatakan, mereka memfokuskan diri untuk melakukan serangan udara di Misrata. Namun menurut pihak oposisi Libya upaya NATO ini tidak cukup, karena dinilai terlalu lamban dalam melakukan serangan.
Kepala pasukan oposisi Libya menuduh NATO lamban memerintahkan serangan udara yang ditujukan oleh melindungi warga sipil. Kondisi ini tentunya mengundang pasukan Khadafi untuk melakukan pembantaian terhadap warga sipil Misrata.
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe membela diri dengan menyebutkan bahwa operasi NATO semakin sulit dilakukan, karena berdasarkan fakta pasukan Khadafi dikirim di dekat warga sipil. Ini merupakan taktik melindungi diri dari serangan udara NATO.
“Kami diminta untuk tidak menyebabkan korban warga sipil selama serangan terjadi. Hal itu makin membuat operasi militer makin menghadapi kesulitan,” menurut Juppe seperti dikutip Reuters, Rabu (6/4/2011).
Juppe mengatakan, akan membawa masalah ini kepada Ketua NATO seraya menambahkan situasi yang terjadi di Misrata saat ini tidak dapat dilanjutkan.
“Situasi saat ini makin tidak jelas, risiko (pesawat) untuk dijatuhkan makin besar,” lanjut Juppe.
Sementara pemimpin pasukan oposisi Libya Fattah Younes mengatakan, NATO telah mengecewakan mereka.
“NATO memang membantu kami dengan pengeboman di sana-sini, sekaligus membiarkan warga Misrata tewas tiap hari. NATO telah mengecewakan kami,” cetus Fattah.
Source: OkeZone Internasional
0 komentar:
Posting Komentar