Seorang aktivis politik Libya Ashur Shams, menyatakan bahwa pasukan revolusioner tengah mempersiapkan langkah mereka untuk memasuki medan pertempuran paling menentukan dengan militer pro-diktator Muammar Gaddafi di ibukota Tripoli, serta untuk memberangus akar-akar rezim Gaddafi di negara itu.
Kantor berita Fars (23/4) melaporkan, Ashur Shams dalam wawancaranya dengan televisi Alalam mengatakan, “Pasukan revolusioner Libya tengah bersiap-siap menamatkan riwayat rezim Gaddafi.”
Dikatakannya bahwa pasukan revolusioner tengah bersiap-siap mengakhiri krisis di negara ini dengan menggelar serangan di sejumlah kota di wilayah barat. Serangan ke kota-kota barat Libya merupakan permulaan dari perang paling menentukan di ibukota Tripoli.
Aktivis politik Libya ini menambahkan, pasukan revolusioner Libya sejak awal menekankan penggulingan rezim Gaddafi dan tujuan tersebut tidak lama lagi akan terealisasi. “Masalahnya hanya tinggal waktu saja,” tutur Shams.
Di bagian lain pernyataannya, Shams menegaskan bahwa pasukan revolusioner Libya menerima bantuan pelatihan dari para pakar militer asing dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka menghadapi militer pro-Gaddafi. Menurutnya, bantuan tersebut sama sekali bukan intervensi militer asing dalam urusan Libya.
Dalam hal ini Shams menegaskan, “Pernyataan Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat, Mike Mullen, bahwa kondisi di Libya saat ini berpihak pada pasukan revolusioner berdasarkan pada fakta bahwa Kamis (21/4) pasukan revolusioner berhasil mengambil alih kontrol kawasan perbatasan dengan Tunisia, dan kawasan tersebut sangat strategis bagi pasukan revolusioner.”
Kontak senjata antara pasukan revolusioner dan militer pro-Gaddafi di kota Misratah, serta kemenangan pasukan revolusioner dalam pertempuran tersebut membuktikan bahwa kondisi di medan perang di Libya sangat tidak menguntungkan militer pro-Gaddafi.
Adapun terkait kunjungan Senator Amerika Serikat, John McCain ke Benghazi dan pertemuannya dengan para pejabat tinggi Dewan Transisi Nasional Libya, Shams mengatakan, “Kunjungan tersebut adalah dalam rangka mengakui Dewan di tingkat internasional sebagai perwakilan rakyat Libya.”
0 komentar:
Posting Komentar