RSS
readbud - get paid to read and rate articles
content bg

Pendudukan Jalur Aozou

Keikutsertaan Libya di Chad mulai terlihat pada tahun 1968, selama periode Perang Saudara Chad danpemberontak Muslim FROLINAT melaksanakan perang gerilya terhadap Presiden Chad, François Tombalbaye yang beragama Kristen di daerah utara Chad, yaitu di Prefektur BET. Selalu ada hubungan kuat di daerah perbatasan Chad-Libya, oleh karena itu, Raja Libya, Idris I merasa perlu untuk memberikan bantuan kepada FROLINAT, dan juga untuk mempertahankan hubungan baik dengan Chad dan pelindungnya, Perancis, Idris membatasi bantuannya dengan hanya memberikan tempat perlindungan untuk pemberontak FROLINAT dan bantuan logistik ,dan juga Idris tidak memberi bantuan berupa senjata.

Namun, semua hal ini berubah dengan terjadinya kudeta pada tanggal 1 September 1969 di Libya. Kudeta ini menjatuhkan Idris, sehingga Muammar al-Gaddafi naik tahta. Gaddafi pun mengklaim Jalur Aouzou di daerah Chad Utara dengan merujuk kepada perjanjian yang belum disahkan dari tahun 1935 oleh Italia dan Perancis, (kala itu kekuatan kolonial Libya dan Chad persisnya). Pengklaiman ini sudah dinyatakan pada tahun 1954. Idris mencoba untuk menduduki Aouzou, tetapi pasukannya dapat dikalahkan oleh tentara Perancis.


Meski mula-mula waspada akan FROLINAT, Gaddafi pada tahun 1970 melihat bahwa organisasi ini berguna untuk kebutuhannya dan dengan bantuan negara-negara blok Uni Soviet, terutama Jerman Timur, melatih dan mempersenjatai pasukan perlawanan, dan memberi mereka senjata dan uang. Pada tanggal 27 Agustus 1971, Gaddafi berani untuk melakukan kudeta terhadap Tombalbaye, yang hampir saja berhasil. Kudeta ini dilaksanakan karena kegelisahan Libya, karena pada tanggal 24 Juli, terjadi upaya rekonsiliasi Muslim-Kristen dengan penyerahan separuh kursi kabinet Chad kepada para politikus Muslim. Walaupun ditolak oleh FROLINAT, hal ini dianggap Gaddafi sebagai ancaman atas kekuasaannya di Chad.

Pada hari yang sama, Tombalbaye memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya, dan mengundang semua kelompok oposisi Libya untuk pergi ke Chad, dan mulai mengklaim wilayah Fezzan berdasarkan "hak-hak historis". Respon Gaddafi secara resmi mengakui pada 17 September bahwa FROLINAT sebagai satu-satunya Pemerintahan Chad yang sah, dan pada bulan Oktober, menteri luar negeri Chad, Baba Hassan, di PBB mengecam "rencana ekspansi" Libya.

Dengan adanya tekanan Perancis terhadap Libya, dan dengan Hamani Diori, Presiden Niger memainkan peran sebagai pelerai, kedua negara melanjutkan hubungan diplomatik pada tanggal 17 April 1972. Tidak lama kemudian, Tombalbaye memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan dikatakan telah diterima secara rahasia pada 28 November untuk menyerahkan Jalur Aouzou kepada Libya. Untuk penukaran, Gaddafi memberikan 40 juta pound kepada Presiden Chad dan kedua Negara menandatangani Perjanjian Persahabatan pada bulan Desember. Gaddafi menarik bantuan kepada FROLINAT dan memaksa pemimpinnya, Abba Siddick, untuk memindahkan bentengnya dari Tripoli ke kota Aljir. Relasi baik diterima untuk tahun-tahun selanjutnya, dan relasi baik ini ditandai dengan kunjungan Gaddafi ke ibukota negara Chad, N'Djamena pada Maret 1974, dan pada bulan yang sama, sebuah bank didirikan untuk memberikan kepada Chad dana investasi.

Enam bulan setelah perjanjian pada tahun 1972, pasukan Libya dipindah ke Jalur Aouzou dan sedikit di utara Aouzou, mendirikan sebuah lapangan udara yang dilindungi dengan senjata anti-rudal. Pemerintahan sipil didirikan, dan daerah ini digabung kepada Kufra, dan sekitar ribuan penduduk di daerah Aouzou berubah kewarganegaraan menjadi warna negara Libya. Selain itu, juga dibuat peta negara Libya yang baru dan Jalur Aouzou dimasukan kedalam bagian dari Libya.

Syarat yang pasti atas Libya menduduki Aouzou masih misterius dan diperdebatkan. Keberadaan persetujuan rahasia antara Tombalbaye dan Gaddafi terungkap hanya pada tahun 1988, saat Presiden Libya mempertunjukan salinan dari surat yang berisi tentang pengakuan Tombalbaye atas klaim Libya. Namun, beberapa sarjana seperti Bernard Lanne membantah dan menyatakan bahwa tidak pernah ada persetujuan resmi apapun, dan Tombalbaye menemukan jalan yang sangat berguna untuknya tidak untuk menyebutkan pendudukan bagian daerahnya. Selain itu, Libya tidak dapat menunjukan salinan asli dari persetujuan pada saat kasus Aouzou dibawa pada tahun 1993 ke Mahkamah Internasional.

0 komentar:

Posting Komentar